Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Jumat, 23 Mei 2014

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu untuk Mengurangi Bau Kotoran Puyuh (Coturnix - coturnix Japonica)

BAB 1
PENDAHULUAN
           

1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furnitur terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di Indonesia diperkirakan sebesar 70 juta m3 per tahun dengan kenaikan rata - rata sebesar 14,2 % per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya sebesar 25 juta m3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta m3 (Priyono, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya daya dukung hutan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu. Keadaan ini diperparah oleh adanya konversi hutan alam menjadi lahan pertanian, perladangan berpindah, kebakaran hutan, praktek pemanenan yang tidak efisen dan pengembangan infrastruktur yang diikuti oleh perambahan hutan. Kondisi ini menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain melalui konsep the whole tree utilization, di samping meningkatkan penggunaan bahan berlignoselulosa nonkayu, dan pengembangan produk - produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu.
Selama ini limbah serbuk gergaji kayu banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat di tempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat.
Alasan penulis menulis karya tulis ilmiah ini untuk memanfaatkan limbah serbuk gergaji kayu dan mengurangi bau kotoran burung yang dapat menimbulkan masalah lingkungan. Di sini penulis menulis tentang “Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu untuk Mengurangi Bau Kotoran Puyuh (Coturnix - coturnix Japonica)”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, Rumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Apa saja zat yang terkandung dalam limbah serbuk gergaji kayu ?
2. Apakah limbah serbuk gergaji kayu dapat digunakan untuk mengurangi
    bau kotoran puyuh (Coturnix - coturnix Japonica) ?
3. Bagaimana proses limbah serbuk gergaji kayu dalam mengurangi bau
    kotoran puyuh (Coturnix - coturnix Japonica) ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1.      Mengetahui kandungan apa saja yang terkandung dalam limbah serbuk
gergaji kayu.
2.      Mengetahui apakah limbah serbuk gergaji kayu dapat digunakan untuk
      mengurangi bau kotoran puyuh (Coturnix - coturnix Japonica).
3.   Mengetahui proses limbah serbuk gergaji kayu dalam mengurangi bau
    kotoran puyuh (Coturnix - coturnix Japonica).

1.4 Manfaat Penelitian
Ø Bagi Siswa
     Dapat bermanfaat sebagai media pembelajaran dan pengetahuan.
Ø Bagi Masyarakat
1.    Dapat memanfaatkan sisa dari limbah serbuk gergaji kayu.
2.    Mengurangi menumpuknya limbah serbuk gergaji kayu.
Ø Bagi pemerintah
1.    Membantu mengurangi permasalahan pencemaran lingkungan.
2.    Membantu mensosialisasikan penanggulangan pencemaran lingkungan.




BAB II
KAJIAN TEORI


2.1 Puyuh
            Gambar 1.1 Puyuh

·       Klasifikasi Ilmiah Puyuh
Kelas               : Aves (Bangsa Burung)
Ordo                : Galiformes
Sub Ordo        : Phasianoidae
Famili              : Phasianidae
Sub Famili       : Phasianinae
Genus              : Coturnix
Spesies            : Coturnix – coturnix Japonica

·       Genus dan Spesies Lainnya
·      Genus Coturnix
o  Puyuh Biasa, Coturnix coturnix
o  Puyuh Jepang, Coturnix japonica
o  Puyuh Stubble, Coturnix pectoralis
o  Puyuh Selandia Baru, Coturnix novaezelandiae -- punah
o  Puyuh Hujan, Coturnix coromandelica
o  Puyuh Harlequin, Coturnix delegorguei
o  Puyuh Coklat, Coturnix ypsilophora
o  Puyuh Biru, Coturnix adansonii
o  Puyuh Biru Asia, Coturnix chinensis
·      Genus Anurophasis
o  Puyuh Pegunungan Salju, Anurophasis monorthonyx
·      Genus Perdicula
o  Puyuh Semak Hutan, Perdicula asiatica
o  Puyuh Semak Bebatuan, Perdicula argoondah
o  Puyuh Semak Bermotif, Perdicula erythrorhyncha
o  Puyuh Semak Manipur, Perdicula manipurensis
·      Genus Ophrysia
o  Puyuh Himalaya, Ophrysia superciliosa -- kritis atau punah

·       Deskripsi
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga “Gemak” (Bahasa Jawa - Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang - kandang ternak yang ada di Indonesia.
Burung puyuh dari Dunia Baru (famili Odontophoridae) dan puyuh kancing (famili Turnicidae) tidak berkerabat dekat, namun nama mereka memiliki perilaku dan karakteristik fisik yang mirip. Mereka pemakan biji - bijian dan juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti puyuh jepang adalah migratori dan mampu terbang untuk jarak yang jauh. Beberapa jenis puyuh diternakkan dalam jumlah besar. Puyuh jepang diternakkan terutama karena telurnya.

2.2    Kotoran Puyuh
 Kotoran puyuh mengandung zat makanan yang tidak tercerna selama melewati saluran pencernaan dan sejumlah hasil metabolisme yang masih mempunyai nilai gizi bila diberikan kembali sebagai makanan unggas atau mamalia. Kandungan gizi kotoran puyuh sangat bervariasi, tergantung ransum, temperatur lingkungan, kandungan air dan cara penyimpanan serta pengolahannya. Oleh sebab itu, kotoran - kotoran tersebut harus ditangani secara baik agar tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Kotoran puyuh juga mengandung zat bersifat patogen, kandungan serat kasar dan asam urat tinggi, tetapi energinya rendah.

2.3  Limbah Serbuk Gergaji Kayu
Gambar1.2 Limbah serbuk gergaji kayu yang menumpuk di tanah

·       Kandungan Serbuk Gergaji Kayu
 Limbah serbuk gergaji kayu mempunyai kandungan selulosa, lignin, pentosan, air dan abu. Untuk kadar selulosa didapat sebesar 48,8935%, kadar lignin sebesar 28,8977%, kadar abu sebesar 2,09435%, kadar air sebesar 6,015% dan kadar pentosan sebesar 14,09945%.
1.    Selulosa
Selulosa merupakan struktur dasar sel - sel tanaman, oleh karena itu merupakan bahan alami yang paling penting yang dibuat oleh organisme hidup. Selulosa terdapat pada semua tanaman dari pohon bertingkat tinggi hingga organisme primitif seperti rumput laut, flagellate dan bakteri. Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan polimer linier dengan berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas ß – D - glukosa. Karena sifat - sifat kimia dan fisikanya maupun struktur utama dinding sel tumbuhan. Di dalam kayu, selulosa juga terikat erat dengan poliosa dan lignin dan pemisahannya memerlukan perlakuan kimia yang intensif. Untuk memperoleh selulosa murni 100% dari kayu, alfa selulosa harus mengalami perlakuan intensif lebih lanjut, seperti hidrolisis parsial, pelarutan dan pengendapan. Selulosa merupakan bahan dasar dan banyak produk teknologi (kertas, film, serat, aditif dan sebagainya). (Fenger dan Wegner, 1995)
2.    Yeast
Mikroba yang dapat berperan dalam proses fermentasi dalah bakteri, yeast dan jamur  benang. Dari tiga golongan ini yang berperan dalam proses fermentasi alkohol dari bahan bergula adalah jenis yeast. Terutama genus Saccharomyces seperti :
1.   Saccharomycescereviseae
2.   Saccharomyces carlbergensis
3.Saccharomyces anamensisi
4. Schizosaccharomyces pombe
3. Etanol
Etanol merupakan pelarut pada pembuatan pernis, pelarut bagi bahan organik lainnya seperti minyak wangi dan digunakan sebagai komponen utama dalam spiritus. Pada labotarium dan industri digunakan sebagai pelarut (Sa’id, 1987). Etanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba. Etanol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksida dan mempunyai rumus umum CnH 2n + 1 OH. Istilah etanol dalam industri disebut juga etil alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada atom karbon primer. Sifat - sifat etanol yang mudah menguap, mudah terbakar, berbau spesifik, cairannya tidak berwarna dan mudah larut dalam air, eter, chloroform dan aseton. Pembuatan alkohol antara lain dengan sintesa dari etilen, fermentasi etanol dengan bantuan mikroba dan lain – lainnya.

2.4  Bahan Pembanding Limbah Serbuk Gergaji Kayu
Untuk mengurangi bau kotoran puyuh, dapat dilakukan dengan berbagai jenis baik bahan limbah ataupun bahan non – limbah selain limbah serbuk gergaji kayu, yaitu sekam dan kapur. Kedua jenis bahan tersebut akan digunakan peneliti sebagai bahan pembanding antara sekam dengan kotoran puyuh, kapur dengan kotoran puyuh dan limbah serbuk gergaji kayu dengan kotoran puyuh guna untuk mengetahui seberapa besar daya serap serbuk gergaji kayu, sekam dan kapur terhadap bau kotoran puyuh.
2.4.1 Sekam
Gambar 1.3 Sekam padi

Sekam adalah bagian dari bulir padi - padian (serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium dan embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput - rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam (misalnya jagung dan gandum).
Sekam padi merupakan bahan alami yang banyak mengandung ignoselulosa. Bahan  selulosa terdiri dari serat - serat selulosa yang diselaputi oleh matriks yang disebut lignin. Bahan lignoselulosa yang menyebabkan timbulnya sifat kuat dan kaku. Sekam padi memiliki massa jenis rata - rata 0,67 - 0,74 g/cm3. Adanya tinggi kandungan silika yang tinggi menunjukkan bahwa lapisan luar dari sekam menghasilkan kekerasan 5,5 - 6,5 skala mohs. Sehingga sekam tahan akan kelembaban dan sulit untuk menyerap zat – zat yang mengandung air.
2.4.2 Kapur Halus
Kapur ialah suatu bahan yang diperoleh dari pembakaran batu kapur, baik berupa kapur tohor maupun berupa kapur padam. Umumnya, kapur terbentuk dari endapan secara organik atau kimia yang terjadi selama ribuan tahun di laut yang dangkal dan jernih yang banyak terdapat zat makanan bagi makhluk yang hidup serta tidak bergelombang besar di mana pengendapan makin lama makin banyak, lapis demi lapis dengan peristiwa kimia.
Menurut pengetahuan geologi batu kapur tersusun dari 3 macam mineral (dikecualikan benda yang mengotorinya) yang memiliki sifat sebagai berikut.

Tabel 1.1 Susunan Batu Kapur dan Sifatnya Menurut Geologi
Kalsit (CaCO2) ciri - ciri :
Aragonite ( CaCO3 )
Dolomite (CaMg (CO3)2 atau CaCO3 MgCO3
Bentuk kristal rhombohedral
Bentuk kristal orthorobis
Bentuk kristal rhombohendral
Berat mol 100 dan Berat jenis 2,72
Berat jenis 2, 94
Berat volume 184,4 dan Berat jenis 2,83
Molekul volume 36, 8
Volume molekul 34
Volume molekul 63,2
Kekerasan mohs 3
Kekerasan mohs 3,5 - 4
Kekerasan mohs 3,5 - 4
Dapat tidak bewarna, tetapi sering dinodai warna kotorannya
Biasanya bewarna putih, kadang bewarna karena kotoran
Biasanya tak bewarna tetapi sering kali bewarna kuning atau cokelat muda


















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Tempat Penelitian
·      SMAN Arjasa
Jalan Sultan Agung No. 64, Arjasa - Jember
·      Jalan Slamet Riyadi Gang Argopuro No. 188, Baratan - Jember

3.2 Waktu Penelitian
17 September 2011 – 29 September 2011

3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1  Sampel; peneliti membutuhkan sampel kotoran puyuh, limbah serbuk gergaji kayu, sekam dan kapur. Puyuh yang digunakan sejumlah 1 sap atau 2 tingkat kandang puyuh dengan jumlah masing – masing tingkat yaitu 45 ekor.
3.3.2        Angket; peneliti menyebarkan angket di sekitar rumah warga yang dekat dengan rumah pemilik puyuh.
3.3.3        Eksperimen; dilakukan untuk mengetahui hasil perbandingan dengan menggunakan limbah serbuk gergaji kayu, sekam dan kapur terhadap bau kotoran puyuh.
3.3.4        Wawancara; dilakukan kepada pemilik puyuh, pencetus ide dan salah satu warga.
3.3.5        Studi Pustaka; digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi – informasi lainnya.







Tabel 1.2 Hasil Angket Warga terhadap Bau Kotoran Puyuh
No.
Pertanyaan
Ya
Tidak
Ragu – ragu
Jumlah responden
1.
1.      Apakah Anda merasa terganggu dengan adanya bau kotoran puyuh baik pada musim kemarau ataupun musim hujan ?
5
-
-
5 responden
2.
2.      Apakah bau kotoran puyuh yang Anda rasakan, menyebabkan Anda terserang penyakit seperti susah bernapas dengan baik ?
4
-
1
5 responden
3.
3.      Menurut pendapat Anda, jika kotoran puyuh dibiarkan menumpuk apakah akan mengakibatkan bau di udara dan menyebabkan penyakit ?
5
-
-
5 responden
4.
Menurut pendapat Anda, apakah limbah serbuk gergaji kayu dapat dijadikan alternatif  untuk mengurangi bau kotoran puyuh ?
3
-
2
5 responden
5.
Apakah setelah diberi serbuk gergaji kayu kotoran puyuh masih tetap bau ?
-
4
1
5 responden

3.4  Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah penghitungan kuantitatif yaitu  dengan prosentase.      
X %  =  X/Y  x  100 %
 Keterangan  :  X :  pertanyaan yang dijawab
                        Y :  Jumlah angket yang disebar
3.5  Design Penelitian
3.5.1 Langkah – langkah penelitian

3.5.2 Langkah – langkah pemberian limbah serbuk gergaji kayu, sekam dan kapur pada bau kotoran puyuh
·      Alat dan Bahan
Ø Alat
1.   Timbangan
2.   Serok
Ø Bahan
1.   Sekam                                                         1.5 ons
2.   Limbah serbuk gergaji kayu                        1.5 ons
3.   Kapur halus                                                 1.5 ons
4.   Sak bekas (beras atau pakan ternak)           3 sak
5.   1 sap (2 tingkat) kandang puyuh berisi       45 ekor




·      Bagan langkah – langkah kerja
Siapkan alat dan bahan

Taburkan sekam pada permukaan sak pertama, limbah serbuk gergaji kayu pada permukaan sak kedua dan kapur halus pada permukaan sak ketiga.

Biarkan puyuh mengotori ketiga sak yang sudah diberi bahan – bahan tadi selama ± 1½ hari.

Terlebih dahulu letakkan ketiga sak pada 1 sap kandang puyuh. Usahakan tidak ada celah agar kotoran yang jatuh tepat mengenai sak.

 













Amati perubahan bau kotoran puyuh yang menggunakan sekam, limbah serbuk gergaji kayu dan kapur halus.

 


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1   Tabel Hasil Angket
No.
Pertanyaan
Ya
Tidak
Ragu – ragu
Jumlah prosentase
1.
4.      Apakah Anda merasa terganggu dengan adanya bau kotoran puyuh baik pada musim kemarau ataupun musim hujan ?
100%
-
-
100%
2.
5.      Apakah bau kotoran puyuh yang Anda rasakan, menyebabkan Anda terserang penyakit seperti susah bernapas dengan baik ?
80%
-
20%
100%
3.
6.      Menurut pendapat Anda, jika kotoran puyuh dibiarkan menumpuk apakah akan mengakibatkan bau di udara dan menyebabkan penyakit ?
100%
-
-
100%
4.
Menurut pendapat Anda, apakah limbah serbuk gergaji kayu dapat dijadikan alternatif  untuk mengurangi bau kotoran puyuh ?
60%
-
40%
100%
5.
Apakah setelah diberi serbuk gergaji kayu kotoran puyuh masih tetap bau ?
-
80%
20%
100%

4.1.2   Tabel Hasil Pengamatan
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
Keterangan
1.
Kotoran puyuh + sekam
- Daya serap sekam lebih rendah.
- Bau kotoran puyuh lebih tertutupi sekam.
Harga bahan terjangkau dan untuk mendapatkannya masih harus menunggu panen padi.
2.
Kotoran puyuh + limbah serbuk gergaji kayu
- Daya serap limbah serbuk gergaji kayu lebih besar.
- Bau kotoran puyuh yang menyengat berkurang.
Tidak perlu membeli bahan dan mudah di dapat.
3.
Kotoran puyuh + kapur halus
- Daya serap kapur sangat rendah.
- Baunya tetap menyengat.
Harga bahan lebih mahal daripada dua bahan di atas (tidak ekonomis).

4.2 Pembahasan
Hidung merupakan salah satu dari panca indera yang berfungsi untuk merangsang aneka macam bau – bauan. Akan tetapi, hidung akan merasa terganggu jika mencium bau yang tidak harum contohnya bau kotoran ternak. Selain didukung oleh media angin dan udara yang membantu tersebarnya bau kotoran tersebut juga faktor musim.
Berdasarkan hasil angket di atas menyatakan bahwa warga di sekitar rumah pemilik puyuh,  sebanyak 100% mengatakan bahwa mereka merasa terganggu dengan bau kotoran puyuh baik pada musim kemarau ataupun hujan. Sehingga sebanyak 80% warga sekitar kesulitan untuk bernapas dengan baik, sedangkan 20%nya hanya didasarkan pada penilaian individual saja. Hal tersebut akan semakin kuat dengan pernyataan sebanyak 100% apabila kotoran puyuh hanya ditumpuk dan tidak dibersihkan. Peneliti kemudian memberikan alternatif limbah serbuk gergaji kayu untuk mengurangi bau kotoran puyuh. Sebanyak 60% warga menyatakan bahwa limbah serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi bau kotoran puyuh sehingga lingkungan tidak tercemar. Namun sebanyak 40% warga meragukan kegunaan limbah serbuk gergaji kayu dikarenakan warga masih kukuh pada pemanfaatan kapur halus dan sekam. Sehingga sebanyak 80% warga akhirnya dapat bernapas dengan baik kembali karena bau kotoran puyuh telah terkurangi, sedangkan 20%nya masih meragukan hal tersebut.
Kemudian peneliti melakukan percobaan (eksperimen) terhadap limbah serbuk gergaji kayu untuk mengurangi bau kotoran puyuh dan sebagai pembanding lainnya, peneliti menggunakan sekam dan kapur halus. Kebanyakan peternak puyuh lebih menyarankan untuk menggunakan sekam dan kapur halus dalam mengurangi bau kotoran puyuh. Namun hal utama yang diteliti oleh peneliti ialah daya serap masing – masing bahan terhadap bau kotoran puyuh selama ± 1½ hari. Selain itu peneliti juga memperhatikan nilai keekonomisan dan kemudahan untuk mendapatkan bahan - bahan tersebut. Hasil pengamatan yang diperoleh pun bervariasi. Berikut uraian dari tabel hasil pengamatan di atas.
Pada percobaan pertama, peneliti menggunakan sekam yang sudah disebarkan secara merata pada permukaan sak pertama dan membiarkan sak tersebut dikotori oleh puyuh selama ± 1½ hari. Hasilnya, bau kotoran puyuh lebih didominasi atau tertutupi oleh sekam. Namun daya serap sekam lebih rendah, sehingga kotoran puyuh yang juga mengandung air tidak dapat diserap oleh sekam dan menempel pada permukaan sak. Selain itu, sekam yang merupakan pembungkus terluar bulir – bulir padi meskipun harganya terjangkau, untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Karena masih menunggu panen padi tiba. Kalau pun ada hanya di beberapa tempat tertentu saja.
Pada percobaan kedua, peneliti menggunakan limbah serbuk gergaji kayu yang sudah disebarkan secara merata pada permukaan sak kedua dan membiarkan sak tersebut dikotori oleh puyuh selama ± 1½ hari. Hasilnya, bau kotoran puyuh menjadi berkurang. Karena daya serap limbah serbuk gergaji kayu terhadap kotoran puyuh lebih besar. Aroma yang disebarkan di udara bukanlah bau kotoran puyuh, melainkan udara yang kita hirup seperti biasanya. Sedangkan dari dalam kandang, baunya didominasi atau telah tercampur dan digantikan oleh bau limbah serbuk gergaji kayu. Limbah ini sangat mudah didapat di tempat pemotongan kayu ataupun penggergajian kayu. Sebab limbah serbuk gergaji kayu kebanyakan hanya ditumpuk atau dibuang ke tanah dan tidak perlu membeli.
Pada percobaan ketiga, peneliti menggunakan kapur halus atau kapur yang sudah dihaluskan yang juga sudah disebarkan secara merata pada permukaan sak ketiga dan membiarkan sak tersebut dikotori oleh puyuh selama ± 1½ hari. Hasilnya, bau kotoran puyuh tetap menyengat karena daya serap kapur halus sangat rendah. Untuk mendapatkan bahannya pun masih perlu membeli.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti telah berhasil membuktikan kepada warga sekitar jika limbah serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi bau kotoran puyuh yang menyengat baik dari segi daya serap limbah maupun cara mendapatkannya. Namun sekam dan kapur halus yang juga dapat digunakan untuk mengurangi bau kotoran puyuh masih memiliki kelemahan disegi daya serap dan cara mendapatkan kedua bahan tersebut.




















BAB V
PENUTUP


5.1  Kesimpulan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
1.    Limbah serbuk gergaji kayu mempunyai kandungan selulosa, lignin, pentosan, air dan abu. Untuk kadar selulosa didapat sebesar 48,8935%, kadar lignin sebesar 28,8977%, kadar abu sebesar 2,09435%, kadar air sebesar 6,015% dan kadar pentosan sebesar 14,09945%.
2.    Limbah serbuk gergaji kayu dapat dimanfaatkan untuk mengurangi bau kotoran puyuh karena memeliki daya serap yang tinggi.
3.    Limbah serbuk gergaji kayu dengan takaran 1,5 ons disebarkan secara merata pada permukaan sak dan biarkan sak tersebut dikotori oleh puyuh selama ± 1½ hari. Penggunaan secara teratur dilakukan 2 kali dalam sehari.

1.2    Saran
Peneliti menyarankan agar penelitian ini dikembangkan lebih lanjut lagi agar didapatkan hasil yang lebih maksimal dan limbah – limbah seperti limbah serbuk gergaji kayu dikembangkan untuk berbagai pemanfaatan – pemanfaatan lainnya sehingga tidak mencemari lingkungan. Akan tetapi, tidak hanya limbah serbuk gergaji kayu saja yang dimanfaatkan melainkan limbah – limbah sumber daya alam lainnya.








DAFTAR PUSTAKA

·      Books
DEA, Prof. Dr. Ir. Tri Yuwanta S. U., 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).
S Pt, R. Eddy Sugiharto., 2005. Meningkatkan Keuntungan Beternak Puyuh. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka.
Abidin, Ir. Zainal., ------. Meningkatkan Produktivitas Puyuh (ed. Revisi). Jakarta : PT AgroMedia Pustaka.
Gunawan, Agustin Widya., 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : PT Penebar Swadaya (Anggota IKAPI).
Marsono, Ir. Dan Ir. Oswan Kurniawan., 2008. Superkarbon Bahan Bakar Alternatif. Jakarta : PT Penebar Swadaya.
Sutanto, Rachman., 2002. Penerapan Pertanian Organik : pemasyarakatan dan pengembangannya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).
--------., 2007. Caladium. Jakarta : PT Trubus Swadaya.
Sarpian, T., 2003. Pedoman Berkebun Lada dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).
AgroMedia, Redaksi., 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta Selatan : PT AgroMedia Pustaka.

·      Websites
Jacksonjip, 2008. Bisnis Unggulan : Burung Puyuh. [online] Available at : <http://1bisnisunggulan.blogspot.com/bisnis-unggulan-burung-puyuh.html>, [Accessed 28 September 2011].
Andi Sobandi Wahri, 2009. Prospek Cerah Beternak Puyuh. [online] Available at : <http://www.mustang89.com/272-prospek-cerah-beternak-puyuh.html>, [Accessed 28 September 2011].
Nugie, 2010. Kapur (modul MMK 2,tugas kuliah ^_^). [online] Available at : <http://nugieptb07.wordpress.com/author/miyamoto88/kapur (modul MMK 2,tugas kuliah ^_^) « Nugie Blog.html>, [Accessed 28 September 2011].
-----, 2011. Sekam. [online] Available at : <http://id.wikipedia.org/wiki/Sekam.html>, [Accessed 28 September 2011].
.

1 komentar:

ananda mengatakan...

keren banget kak, bisa ga di metodologi penelitiannya keliatan gambar? makaasi..

Posting Komentar